BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Salah satu aspek yang penting
dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat
merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga
berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika tidak
menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara
individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya
keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah
merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan
keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang
terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada
lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah
secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap
imbalan atas jasa yang diberikan.
Pengalaman belajar klinik
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan
keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan
penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses
keperawatan sebagai pendekatan.
B.
Tujuan.
1.
Tujuan umum
Setelah
menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan
keluarga.
2.
Tujuan khusus :
Setelah
menyelesaikan belajar klinik mampu :
a.
Mengidentifikasi data yang sesuai dengan
masalah kesehatan keluarga
b.
Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga
sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c.
Merencanakan tindakan sesuai dengan
diagnosa keperawatan
d.
Melaksanakan tindakan sesuai rencana
yang telah ditentukan
e.
Mengevaluasi pelaksanaan tindakan
keperawatan
f.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan
keluarg
BAB 2
TINJAUAN TEORI
KONSEP ASKEP KELUARGA
A. Konsep
Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
a. Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terrdiri dari keala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal dsuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes,RI)
b. Keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perawnan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
c. Berdasarkan pengertian
diatas yang dmaksud dengan keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas dia atau lebih orag yang
terkabung d dalam ikatan perkawinan dan pertalian darah serta hidup dalam satu rumah tangga dibawah
asuhan kepala rumah tangga dan saling berinteraksi satu sama lain dimana setiap
anggota keluarga memilki peran masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
Keluarga
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal
Yaitu
keluarga terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana
hubungan disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Sepasang
suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Sepasang
suami istri yang tinggal bersama keluarrga sedarah
e. Keluarga kawinan
Hubungan
suami istri sebagi dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena hubungan dengan suami istri
3. Ciri-ciri struktur keluarga
menurut aderson:
a. Terorganisasi; saling berhubungan
saling ketergantungan anatara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan; setiap anggota
memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugas masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan setiap anggota keluarga mempunyai pernan dan
fungsinya masing-masing
4. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear –family)
Merupakan
keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
b. Keluarga besar (extended family)
Merupakan
keluarga ditambah sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman ,bibi dll
c. Keluarga berantai (serial family)
Merupakan
keluarga terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti
d. Keluarga duda atau janda (single
family)
Merupakan
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (composisy)
Merupakan
keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cohabitation)
Merupakan
keluarga yang terdiri dari dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga
5. Fungsi keluarga
a.
Fungsi afektif.
b.
Fungsi sosialisasi.
c.
Fungsi perawatan kesehatan.
d.
Fungsi reproduksi.
e.
Fungsi ekonomi.
6. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing
anggota keluarganya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Ada kerja sama diantara anggota
keluarga
g. Komunikasi interaksi diantara
anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah
7. Tugas-tugas keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan
para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber yang
ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing
anggota keluarganya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antara anggota
keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota
keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota
keluarga
g. Penempatan anggota –anggota
keuarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan
semangat para anggota keluarga
B. Konsep
Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan adalah metode
ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan keluarga. Merencanakan asuhan keperawatan dan melasanakan
intervensi keperawtan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
terhadap keluarga.
Tahap-tahap proses keperawatan:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan
tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien ( keluarga
dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun social, yang merupakan
system yang terintergrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Dasar pemikiran pengkajian adalah suatu perbandingan
, suatu pengukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan
menggnakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan , nilai-nilai prinsip
aturan dan harapan, teori ,konsep berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
oleh keluarga.
Pengkajian
adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a.
Data Umum
Meliputi
nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK,
umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga
serta genogram.
1)
Type keluarga.
Menjelaskan
mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan
jenis tiper keluarga tersebut.
2)
Suku bangsa.
Mengkaji
asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan
3)
Agama.
Mengkaji
agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
4)
Status social ekonomi keluarga.
Status
social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
5)
Aktivitas rekreasi keluarga.
Rekreasi
keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama–sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1)
Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Dimana
ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2)
Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi.
Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
3)
Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
c.
Pengkajian Lingkungan
1)
Karakteristik rumah.
Diidentifikasi
dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
2)
Karakteristik tetangga.
Menjelaskan
mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
3)
Mobilitas geografis keluarga.
Mobilitas
geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4)
Perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat.
Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluaarga yang ada.
5)
System pendukung keluarga.
Yang
termasuk system pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau
dukungan masyarakat setempat.
d.
Struktur keluarga
1)
Pola komunikasi keluarga.
Menjelaskan
mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2)
Struktur kekuatan keluarga.
Kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
3)
Struktur peran.
Menjelaskan
peran dari masingg – masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
4)
Nilai atau norma keluarga.
Menjelaskan
mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e.
Fungsi keluarga
1)
Fungsi afektif.
Mengkaji
gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap salingg menghargai.
2)
Fungsi sosialisasi.
Bagaimanaa
interaksi atau huubungan dalam keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar
disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3)
Fungsi perawatan kesehatan.
Sejauhmana
keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang
sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a)
Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana
keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b)
Mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c)
Merawat anggota keluarga yang sakit :
sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada
dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d)
Memelihara lingkungan rumah yang sehat :
sejauhmana mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
e)
Menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
tersebut terjangkau oleh keluarga.
4)
Fungsi reproduksi.
Mengkaji
berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5)
Fungsi ekonomi.
Mengkaji
sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
keluarga.
f.
Stres dan koping keluarga
1)
Stressor jangka pendek
yaitu
yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan
dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2)
Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi atau stressor.
Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
3)
Strategi koping yang digunakan.
Strategi
koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4)
Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan
mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h.
Harapan keluarga
Pada
akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Perumusan diagnosis keperawatan
keluarga.
Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada
pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.
Aktual (terjadi deficit atau gangguan
kesehatan).
Dari
hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
b.
Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c.
Potensial (keadaan sejahtera atau
“wellness”)
Suatu
keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan.
Dalam
satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang
ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3. Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan
keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahapan tindakan keperawatan
keluarga.
Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a.
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan
keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan
cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
c.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat
anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d.
Membantu keluarga untuk menemukan cara
bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber –
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e.
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
5. Tahap evaluasi
Sesuai
rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB 3
TINJAUAN TEORI
RHEUMATOID ARTRITIS
A. Definisi
Artritis Reumatoid adalah
penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya
dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah
pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. ( Susan Martin
Tucker.1998 )
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah
kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari
persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )
Penyakit reumatik adalah penyakit
inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan
mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin,
Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 )
Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat
dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
B. Patofisiologi
Inflamasi mua-mula mengenai
sendi-sendi sinovil seperti edema, kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan
infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, synovial menjadi menebal,
terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutu kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikular. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari
kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago
sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan
fibrosa atau tulang bersatu (ankliosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan subkulasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporisi
setempat.
Lamanya arthritis rheumatoid
berbeda dari tiap orang, ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya
serangan, sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya
tidak terserang lagi yang lain. Terutama yang mempunyai factor rheumatoid (seropositif
gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
C. Etiologi
Penyebab pasti reumatod arthritis
tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan,
hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah
faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke,
2001).
Penyebab dari arthritis reuamtoid
belum dapat ditentukan secara pasti tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian , yaitu:
1. Mekanisme imunitas (antigen
antibody) seperti interaksi dari immunoglobulin dengan rheumatoid factor
2. Factor metabolic
3. Infeksi dengan kecendrungan
D. Tanda
dan gejala
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai dengan
kaku dan pergerakan terbatas
b. Lambat laun membengkak, panas ,
merah dan lemah
c. Semua sendi bisa terserang ,
panggul, lutut, pergelangan tangan, siku rahang dan bahu
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah
, demam tahcikardi, berat badan menurun, anemia
E. Pemeriksaan
Diagnostic
1. Tes serologi
a. Bse positif
b. Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis
c. Rheumatoid factor, terjadi 50-90%
penderita
2. Pemeriksaan radiologi
a. Periarticuler osteoporosis,
permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit, ruang sendi
menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan
synovial menunjukkan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi dikultur
dan bisa diperiksa secara makroskopik
F.
Penatalakanaan
Tujuan utama dari program
pengobatan RA
1. Untuk menghilangkan nyeri dan
peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi
dan kemampuan maksimal dari pasien.
3. Untuk mencegah dan memperbaiki
deformitas yang terjadi pada sendi
Bila rheumatoid progresif dan menyebabkan kerusakan sendi
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi,
pembedahan dan diindikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah
arthritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk
mencegah timbulnya kembali inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka
persendian
3. Arhrodesis , sering dilaksanakan
pada lutut, tumit dan pergelangan tangan
4. Arthoplasty, pembedahan dengan
cara membuat kembali dataran paa persendian
G. Diagnosa
keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang
dialami oleh dengan arthritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan
diagnostic , maka diagnose keperawatan yang sering muncul, yaitu:
a. Gangguan citra tubuh b/d
perubahan penampilan tubuh, sendi benkok, deformitas
b. Nyeri b/d perubahan patologis
oleh arthritis rheumatoid
c. Resiko cedera b/d hilangnya
kekuatan otot , rasa nyeri
d. Gangguan aktifitas sehari-hari
b/d terbatasnya gerakan
e. Kurang pengetahuan b/d kurangnya
informasi
No comments:
Post a Comment