Monday, 13 June 2016

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA



BAB 1

PENDAHULUAN 

A.    Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di  antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan  kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait  dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab  untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

B.     Tujuan.  
1.      Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2.      Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu  :
a.    Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b.   Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c.    Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d.   Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e.    Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f.    Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarg

BAB 2
TINJAUAN TEORI KONSEP ASKEP KELUARGA

A.  Konsep Dasar Keluarga
1.    Pengertian keluarga
a.    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terrdiri dari keala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dsuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes,RI)
b.    Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perawnan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
c.    Berdasarkan pengertian diatas  yang dmaksud dengan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas dia atau lebih orag yang terkabung d dalam ikatan perkawinan dan pertalian darah  serta hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan kepala rumah tangga dan saling berinteraksi satu sama lain dimana setiap anggota keluarga memilki peran masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2.    Struktur keluarga
a.    Patrilineal
Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b.    Matrilineal
Yaitu keluarga terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu
c.    Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d.   Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarrga sedarah
e.    Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagi dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena hubungan dengan suami istri          
3.    Ciri-ciri struktur keluarga menurut aderson:
a.    Terorganisasi; saling berhubungan saling ketergantungan anatara anggota keluarga
b.    Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing
c.    Ada perbedaan dan kekhususan  setiap anggota keluarga mempunyai pernan dan fungsinya masing-masing
4.    Tipe/bentuk keluarga
a.    Keluarga inti (nuclear –family)
Merupakan keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
b.    Keluarga besar (extended family)
Merupakan keluarga ditambah sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman ,bibi dll
c.    Keluarga berantai (serial family)
Merupakan keluarga terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
d.   Keluarga duda atau janda (single family)
Merupakan keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e.    Keluarga berkomposisi (composisy)
Merupakan keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.     Keluarga kabitas (cohabitation)
Merupakan keluarga yang terdiri dari dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
5.    Fungsi keluarga
a.    Fungsi afektif.
b.    Fungsi sosialisasi.
c.    Fungsi perawatan kesehatan.
d.   Fungsi reproduksi.
e.    Fungsi ekonomi.
6.    Ciri-ciri keluarga
a.    Diikat suatu tali perkawinan
b.    Ada hubungan darah
c.    Ada ikatan batin
d.   Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
e.    Ada pengambilan keputusan
f.     Ada kerja sama diantara anggota keluarga
g.    Komunikasi interaksi diantara anggota keluarga
h.    Tinggal dalam suatu rumah
7.    Tugas-tugas keluarga
a.    Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b.    Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga
c.    Pembagian tugas masing-masing anggota keluarganya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d.   Sosialisasi antara anggota keluarga
e.    Pengaturan jumlah anggota keluarga
f.     Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g.    Penempatan anggota –anggota keuarga dalam masyarakat yang lebih luas
h.    Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

B.  Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Merencanakan asuhan keperawatan dan melasanakan intervensi keperawtan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.
Tahap-tahap proses keperawatan:
1.    Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien ( keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun social, yang merupakan system yang terintergrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Dasar pemikiran pengkajian adalah suatu perbandingan , suatu pengukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggnakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan , nilai-nilai prinsip aturan dan harapan, teori ,konsep berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga.
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal  yang dikaji dalam keluarga adalah :
a.    Data Umum
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
1)   Type keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
2)   Suku bangsa.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
3)   Agama.
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
4)   Status social ekonomi keluarga.
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
5)   Aktivitas rekreasi keluarga.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama–sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b.    Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1)   Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2)   Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
3)   Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c.    Pengkajian Lingkungan
1)   Karakteristik rumah.
Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
2)   Karakteristik tetangga.
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3)   Mobilitas geografis keluarga.
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4)   Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluaarga yang ada.
5)   System pendukung keluarga.
Yang termasuk system pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.
d.   Struktur keluarga
1)   Pola komunikasi keluarga.
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2)   Struktur kekuatan keluarga.
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
3)   Struktur peran.
Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4)   Nilai atau norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e.    Fungsi keluarga
1)   Fungsi afektif.
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg menghargai.
2)   Fungsi sosialisasi.
Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3)   Fungsi perawatan kesehatan.
Sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a)    Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b)    Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c)    Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d)   Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
e)    Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
4)   Fungsi reproduksi.
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5)   Fungsi ekonomi.
Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f.     Stres dan koping keluarga
1)   Stressor jangka pendek
yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari  6 bulan.
2)   Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
3)   Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4)   Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g.    Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h.    Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2.    Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.    Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b.    Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c.    Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3.    Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan  dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4.    Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a.    Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b.    Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
c.    Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d.   Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e.    Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5.    Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. 
 
BAB 3
TINJAUAN TEORI
RHEUMATOID ARTRITIS

A.  Definisi
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. ( Susan Martin Tucker.1998 )
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 )
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
B.  Patofisiologi
Inflamasi mua-mula mengenai sendi-sendi sinovil seperti edema, kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, synovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutu kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikular. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankliosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan subkulasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporisi setempat.
Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang, ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan, sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi yang lain. Terutama yang mempunyai factor rheumatoid (seropositif gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
C.  Etiologi
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Penyebab dari arthritis reuamtoid belum dapat ditentukan secara pasti tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian , yaitu:
1.    Mekanisme imunitas (antigen antibody) seperti interaksi dari immunoglobulin dengan rheumatoid factor
2.    Factor metabolic
3.    Infeksi dengan kecendrungan
D.  Tanda dan gejala
1.    Tanda dan gejala setempat
a.    Sakit persendian disertai dengan kaku dan pergerakan terbatas
b.    Lambat laun membengkak, panas , merah dan lemah
c.    Semua sendi bisa terserang , panggul, lutut, pergelangan tangan, siku rahang dan bahu
2.    Tanda dan gejala sistemik
Lemah , demam tahcikardi, berat badan menurun, anemia
E.  Pemeriksaan Diagnostic
1.    Tes serologi
a.    Bse positif
b.    Darah bisa terjadi anemia dan leukositosis
c.    Rheumatoid factor, terjadi 50-90% penderita
2.    Pemeriksaan radiologi
a.    Periarticuler osteoporosis, permulaan persendian erosi
b.    Kelanjutan penyakit, ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3.    Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukkan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik
F.   Penatalakanaan
Tujuan utama dari program pengobatan RA
1.    Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2.    Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien.
3.    Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
Bila rheumatoid  progresif dan menyebabkan kerusakan sendi pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi, pembedahan dan diindikasinya sebagai berikut:
1.    Sinovektomi, untuk mencegah arthritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
2.    Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian
3.    Arhrodesis , sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan
4.    Arthoplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran paa persendian
G. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh dengan arthritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostic , maka diagnose keperawatan yang sering muncul, yaitu:
a.    Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan tubuh, sendi benkok, deformitas
b.    Nyeri b/d perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid
c.    Resiko cedera b/d hilangnya kekuatan otot , rasa nyeri
d.   Gangguan aktifitas sehari-hari b/d terbatasnya gerakan
e.    Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi

No comments:

Post a Comment